Akhirnya Mulai Ikuti Tren BYOD yang Makin Bersinar

Tren BYOD atau yang lebih dikenal dengan bring your own device, terlihat makin bersinar saja belakangan ini. Membawa laptop, tablet, kamera, bahkan satu set komputer beserta monitor ke kantor, seolah menjadi sesuatu yang lumrah.

Meski sering dipandang nyeleneh, namun tren BYOD ini memang benar-benar makin bersinar berkat meningkatnya kecepatan seorang individu dalam eksekusi sesuatu.

Nah, buat kamu-kamu yang penasaran dengan tren BYOD ini, yuk baca artikel singkat ini sampai tuntas.

Apa Itu BYOD

Seperti yang telah disinggung di atas barusan, BYOD ialah suatu aktivitas di mana kita membawa perangkat milik kita sendiri ke suatu tempat, semisal kantor, demi penuhi semua kebutuhan secara efisien, entah itu berdasarkan spesifikasi maupun preferensi, tentunya bertujuan meningkatkan produktivitas.

Alasan di Balik Munculnya Tren BYOD

Author merasa sangatlah wajar bila kebanyakan orang bertanya mengapa harus repot-repot membawa device kita sendiri ketimbang manfaatkan fasilitas yang diberikan kantor. Sudah barang tentu jawaban mengenai hal ini akan sangat bervariasi dari preferensi dan kebutuhan tiap individu.

Masih banyaknya perusahaan memandang sebelah mata spesifikasi perangkat yang digunakan karyawannya justru tak jarang menyudutkan sang karyawan merasa ‘harus puas’ dengan fasilitas yang didapat dengan target harian yang mungkin dirasa tidak masuk akal.

Tren BYOD terlahir karena secara umum, bahkan sekelas convenience store yang miliki nama di tanah air hanya gunakan komputer dengan spesifikasi yang jauh di bawah rata-rata, dalam segi efisiensi daya, umur, dan durability yang terkadang dalam tahap benar-benar ragu dibuatnya.

Memang, mungkin di tempat kamu bekerja, spesifikasi bukanlah segalanya. Namun, satu hal yang pasti adalah bahwa setiap karyawan berhak mendapatkan izin untuk lakukan BYOD bila perusahaan tak bisa memfasilitasinya, terlebih bila sudah berbicara produktivitas.

1. BYOD dari Sudut Pandang Perusahaan

Tren membawa perangkat pribadi ke tempat bekerja sebenarnya bisa menjadi pedang bermata dua, terlebih bila ada banyak sekali data-data perusahaan tersimpan. Namun, di saat yang sama, membolehkan karyawan lakukan BYOD membawa benefit tersendiri, di mana perusahaan dapat menghemat alokasi dana yang dibutuhkan untuk membeli device dengan spesifikasi tertentu.

Sebenarnya, ada banyak sekali pertimbangan dari tren kekinian ini, terutama dari perusahaan. Entah masalah keamanan atau tetek bengek lainnya, dan ini memang nyata adanya. Dengan beralasan ini, perusahaan boleh izinkan maupun menolak karyawannya yang lakukan tren BYOD, terkadang semua demi keberlangsungan perusahaan.

2. BYOD dari Sudut Pandang Karyawan

Dari sudut pandang karyawan sendiri, BYOD sudah barang tentu layaknya angin segar. Selain memberikan ruang tersendiri, tak jarang spesifikasi yang digunakan untuk keperluan BYOD ini lebih up-to-date ketimbang long-term planning dari perusahaan yang lebih utamakan durabilitas, dan tak jarang spesifikasi diusung terkadang sudah cukup outdated.

BYOD Tidak Identik dengan Pamer Harta

Faktor lain yang terkadang menghalang seseorang untuk ikuti tren kekinian ini ialah tak jarang bahwa BYOD sering disangkutpautkan dengan flexing kekayaan alias pamer harta. Faktanya, kenyataannya sangat jauh dari hal demikian, terlebih bila ini sudah menyangkut produktivitas dan efisiensi dalam bekerja.

Butuh kondisi keuangan yang baik dan waktu yang tidak sebentar untuk bisa ikuti tren kekinian ini karena BYOD benar-benar mengharuskan kita membawa device yang tak kita gunakan atau bahkan harus dibeli satu per satu terlebih dahulu supaya dapat dimanfaatkan dengan optimal di tempat kerja.

Berbicara hal yang sensitif, yaitu uang, sudah barang tentu tren ini terkadang membutuhkan uang yang tak sedikit demi memuaskan kebutuhan sang pelaku BYOD. Bila rekan kerja diperbolehkan membawa laptop ke tempat kerja, bukankah mereka yang membawa monitor berikut komputer harus mendapat perlakuan yang setara?

Jadi, BYOD sama sekali tidak identik dengan pamer harta, namun lebih ke kenyamanan pelaku BYOD itu sendiri.

Cerita Author yang Ikuti Tren BYOD

Kalau boleh jujur, author yang kini lakukan work from office dan lakukan tren BYOD ini tentu bukanlah tanpa sebab yang jelas. Kantor tempat author bekerja memang berikan fasilitas laptop dengan ukuran layar 15.6″, namun masih dirasa terlalu kecil untuk kebutuhan typing secara cepat dan efisien karena akan memaksa mata author untuk bekerja ekstra, jadikan otot mata cepat merasa lelah.

Ditambah device yang sedikit banyak bermasalah, dan bonus permasalahan wireless card yang sering mati sendiri bahkan terkadang overheat atau mati secara mendadak, membuat author mau tidak mau harus lakukan BYOD.

Tak payah lapor sana-sini untuk lapor dan menunggu bahwa perangkat kantor rusak. Ketimbang gunakan device lain yang masih gunakan HDD 5400RPM, bukankah lebih nyaman dan ngebut untuk gunakan NVMe untuk keperluan office?

Berbekal monitor Samsung SyncMaster SA450 berukuran 22″ dengan resolusi 1400×900 @75Hz atau 1600×1050 @60Hz, setidaknya author tak payah mendekatkan mata ke layar bila ada tulisan yang terlalu kecil untuk dilihat, bukan?

Untuk komputernya sendiri, author percayakan Asrock Deskmini X300 dengan prosesor low-end Athlon 200GE, dengan memory sebesar 2x8GB 2666MHz untuk mudahkan multitask, dan NVMe sebesar 256GB untuk menyimpan data yang tak terlalu masif.

Meski task author hanya sekedar mengetik dan hanya sesekali memainkan games, namun bukan berarti needs yang dibutuhkan bisa diremehkan, loh. Terlebih dengan mata kiri-kanan yang sama-sama sudah -7.00, cepat atau lambat inilah langkah yang harus diambil. Bukan bermaksud untuk melebih-lebihkan, namun ini semua demi kesehatan mata author sendiri.

Oleh karenanya, author tidak ada pilihan lain selain ikuti tren BYOD, masalah terselesaikan, produktivitas meningkat, why not? It’s a fair price, semua demi kenyamanan sewaktu bekerja dan demi kesehatan mata.

Di saat yang sama, dengan membawa device sendiri ke tempat kerja, justru akan memudahkan kita pisahkan kehidupan profesional dengan kehidupan sehari-hari, bukan?

Sekali lagi, sama sekali tiada maksud untuk pamer kekayaan dalam ikuti tren kekinian bernama BYOD ini. Kalau mereka-mereka bisa beli ponsel kekinian senilai 4-8 Jutaan Rupiah, apa bedanya author yang membawa Mini PC sendiri ke kantor?

Bukan masalah gengsi, ini lebih ke masalah kenyamanan.

Pertimbangan Sebelum Ikuti Tren BYOD

Mengikuti tren atau suatu kegiatan, tentu membutuhkan satu dua pertimbangan yang tidaklah sebentar. Terlebih bila kamu benar-benar ingin ikuti tren kekinian ini, maka mau tidak mau kamu harus benar-benar mempersiapkan hal di bawah ini:

1. Uang

Bohong rasanya bila tren BYOD sama sekali tidak membutuhkan uang. Meski kamu meminjam barang kepunyaan adik, teman, maupun tetangga, bukankah itu sama halnya bahwa sesuatu hal membutuhkan uang? Alih-alih meminjam barang orang lain, alangkah baiknya bila kita memiliki satu dua barang yang bisa kita manfaatkan di kantor, namun tak dibutuhkan di rumah.

2. Pengetahuan dan Informasi

Siapa bilang bahwa tren BYOD ini sama sekali tak membutuhkan pengetahuan dan informasi terkait suatu device? Justru dengan miliki satu dua referensi terutama dari teman maupun blog, sudah barang tentu akan kurangi beban pikiran bila ada masalah pada device yang kamu gunakan di kemudian hari. Bila kamu seorang video editor, bukankah RAM sebesar 2-4GB takkan cukup untuk eksekusinya?

3. Waktu

Selain dua hal di atas, para pelaku BYOD sudah barang tentu harus miliki waktu untuk di-invest demi mencari device maupun peripheral yang sekiranya mampu menunjang pekerjaan di kantor tanpa korbankan office hours. Dibutuhkan tiga empat referensi yang sekiranya bisa kamu jadikan alternatif bila pilihan lain sudah tak tersedia.

4. Persiapan yang Matang

Bila benar-benar serius untuk bawa device pribadi ke tempat bekerja, kamu harus pastikan bahwa semuanya sudah dipersiapkan dengan matang, sehingga tidak menimbulkan bermacam hal yang tak perlu dan membuang waktu. Entah membawa perkabelan sendiri, mouse dan keyboard, atau apalah itu yang biasanya dipandang remeh, mungkin harus kamu cek kembali.

5. Pahami Resiko BYOD

Bila kamu sudah benar-benar siap untuk bring your own device ke tempatmu bekerja, artinya kamu seharusnya paham dan mengerti resiko dari BYOD. Mungkin perusahaanmu tidak akan meng-cover kerugian yang bisa saja terjadi sewaktu-waktu pada device yang kamu bawa. Oleh karena itu, inilah pentingnya persepsi bahwa barang tersebut bukanlah barang yang digunakan di rumah juga.

6. Keamanan Barang yang Dibawa

Selain faktor resiko di atas, sudah barang tentu faktor keamanan ini tak boleh diremehkan, terlebih bila nilai suatu barang yang kita bawa miliki kisaran yang cukup fantastis. Plus bila kita lebih sering berjauhan dari perangkat yang kita gunakan, tentu makin tingkatkan resiko keamanan yang bisa saja terjadi.

Setelah memahami beberapa pertimbangan mengenai BYOD di atas, seharusnya muncul pemikiran di mana kamu harus benar-benar siap dengan segala resiko yang mungkin terjadi di kemudian hari.

Akhir Kata

Tidak dapat dipungkiri bahwa tren membawa device pribadi ke tempat bekerja mampu tingkatkan produktivitas, terutama bila spesifikasi yang ditawarkan benar-benar timpang, semisal penggunaan HDD 5400RPM konvensional melawan sekelas SSD biasa. Ketimbang mengedepankan kata “sabar”, bukankah lebih baik miliki rencana untuk lakukan upgrade secara berkala untuk genjot produktivitas?

Terlebih bila berpedoman “time is money“, sudah barang tentu membeli SSD murah sekalipun terbukti mampu pangkas waktu loading yang dibutuhkan, bahkan tak jarang meningkatkan kestabilan sistem.

Di saat yang sama, dengan membawa device yang sesuai preferensi pribadi ke tempat bekerja, tentu secara tidak langsung memberikan waktu bagi tempat di mana kamu bekerja untuk merencanakan sesuatu yang lebih baik ke depannya, semoga.

Leave a Reply

Please log in using one of these methods to post your comment:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s